Ini bukan berarti egois ya, walau manusia memang pasti punya ego dan egoisme yang mementingkan dirinya sendiri, namun demikian juga ada sisi sosial dan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya. Namun dalam kondisi tertentu posisi diri kita harus jelas ditengah-tengah lingkungan disekitar kita. Kita tentu sering dihadapkan pada banyak pilihan hidup,dan pilihan tersebut seringkali bercabang dengan berbagai kepentingan. Antara mementingkan diri sendiri atau mementingkan lingkungan diluar diri kita sendiri. Hal ini yang seringkali membuat kita tidak mudah untuk mengambil keputusan dan menggiring kita pada kondisi yang dilematis..
Alih-alih kita ingin mementingkan orang lain dan mengorbankan kepentingan diri sendiri seringkali juga jadi bumerang yang akhirnya merugikan diri kita juga,sebaliknya juga apabila kita lebih mementingkan diri kita sendiri daripada orang lain, ini juga akibatnya akan kembali pada diri kita dengan hal yang negatif yang datang dari orang lain terhadap kita.
Perumpaan cerita seorang ayah dan anak yang melakukan perjalanan bersama seekor keledai kemudian berjumpa dengan banyak karakter orang sangat tepat dalam hal ini. Akhirnya memang tidak ada yang mutlak benar jika dalam segala hal kita sandarkan penilaiannya pada penilaian manusia atau orang lain, ini akan menjadi relatif. dan kita tidak akan menemukan kebenaran yang sejati. Ketika kita lebih mementingkan orang lain pun janganlah didasarkan pada orang tersebut, kita melakukan itu karena Allah berkehendak demikian, dan juga karena diri kita adalah makhluk sosial.Sehingga tidak ada ketergantungan sama orang lain atau tindakan kita tidak ditentukan oleh tindakan orang lain..meski kita mememntingkan kepentingannya.